Mengenai Saya

Foto saya
Sukalilah, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Arsip Blog

Minggu, 23 September 2012

Tuhanlah yang pasti mengerti . .

Tak tau apa yang harus aku rasakan, antar bingung, gelisah dan pusing ..
semua harus dipilih, antar senang atau sedih ...
selama ini mungkin aku memilih untuk sedihan, karena aku yakin bahwa dimana ada kesedihan kebahagiaan akan selalu ada ...
tapi terkadang aku salah, aku akui semua kesalahan yang pernah aku perbuat.
tapi perjalan ini yang membuat aku terus berpikir
untuk mengenal hidup ini,
apakah kebahagiaan itu akan datang ? kapan saat nya datang ?
biarkan waktu yang menjawab, hmmm tapi setau saya waktu tidak bisa bicara, dari saya SD sampe skarang hanya terus berputar Hahahhahah. 

makasih TUHAN atas sketsa perjalanan saya yang begitu indah

Senin, 13 Agustus 2012

Sungguh,,,,aku lelah TUHAN

TUHAN aku lelah menghadapi semua ini, Aku tahu, mengeluh itu bukan sifat terpuji. Tapi, Engkau tahu betapa berat beban dipundakku. Aku lelah…teramat lelah dengan semua ini. Engkau lebih tahu dari apa yang aku tidak tahu dengan hatiku sebenarnya. Aku mohon Tuhan, ringankan bebanku, angkat semua beban-beban ini.Semua masalah yang menderaku selama ini...semua ujian-ujian ini.
Aku tahu tujuanmu mengujiku. Agar aku bisa lebih kuat menghadapi hidup ini, kan?? Tapi, aku sudah lelah. Aku ingin tenang, aku ingin nyaman. Nyaman dengan semua ini . Aku ingin bahagia...tersenyum bebas tanpa dusta.
tp aku sadar TUHAN, Mungkin aku tak terlalu dekat denganMU.
berikanlah jalan menuju kedekatan deganMU dan tolong hilangkan rasa gelisah ini yang tak pernah hilang.
ke ikhlasan yang aku punya ini untukMU :)

 Sungguh,,,,aku lelah,,,,aku lelah, Tuhan

Selasa, 24 Juli 2012

Lupa Lupa Lupa Lupakan

Apa hanya cukup dengan maaf? Lantas kau pergi meninggalkan aku seolah tak pernah terjadi apa-apa diantara kita. Semudah itukah kau melupakan.
 Aku heran, kemana dulu ucapan-ucapan mu tentang “telah kutemukan kekasih sejatiku.” Aku ingin mendengarkannya untuk terakhir. Lalu menutupnya dalam peti yang tak akan pernah kubuka lagi.
 Haruskah aku menjadi paranoid dalam cinta? Belajar dari kisah bahwa cinta hanya ada untuk menyakiti. Belajar untuk menyakiti dahulu agar aku tak tersakiti? Maka, ijinkan lah aku melupakanmu. Ijinkan aku belajar melupakan semua kenangan tentang kita. Melupakan semua kisah yang terjadi.
dan jika semua itu harus pergi dalam pikiranku, pergi lah saja jauh jauh jangan pernah datang kembali
karena aku telah membuang semuanya ...
demi masa yang akan datang ...
mungkin teman lelaki yang ada di sampingmu sekarang bisa memberimu sebuah kebahagiaan, dan membuatmu bertambah dewasa :)
tapi di satu sisi lain aku tak mau menyakiti orang yang ada disampingku 

dan semoga TUHAN berkehendak lain dan mengabulkan permintaanku

Senin, 23 Juli 2012

hmmmmmm

Kadang suka kangen klo inget ramadan dua tahun yg lalu
pas kita masih kenal sih  . . malah sampe ga tidur cuman gara gara pengen ngebangunin buat saur aja ...
tapi skarang semuanya ga ada ..

Sabtu, 14 Juli 2012

Banyak Orang Berbahasa yang Baik dengan Maksud yang Buruk!

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”, atau agar kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu? (Q.S Al A’raaf Ayat: 172 dan 173)
Pada hakekatnya kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah tuhan. Keterbatasan yang dimiliki setiap manusia merupakan fitrah yang telah tuhan tetapkan. Sehingga dengan keterbatasannya yang di miliki tersebut, manusia membutuhkan tuhannya sebagai tempat bergantung dan setiap apa yang telah kita lakukan di dunia ini akan diminta pertanggung jawabannya.
Pergeseran paradigma seiring dengan derasnya aliran arus zaman, Yakni, sebuah arus globalisasi yang semakin berkembang saat ini. Telah melahirkan suatu zaman baru, seperti yang telah di gambarkan oleh Imam Ali bin Abi Thalib R.A. yakni:
Aku khawatir terhadap suatu masa yang roda kehidupannya dapat menggilas keimanan. Keimanan hanya tinggal pemikiran yang tidak berbekas dalam perbuatan. Ada orang baik tapi tak berakal, ada orang berakal tapi tak beriman. Ada lidah fasih tapi berhati lalai, ada yang khusyuk namun sibuk dalam kesendirian. Ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis. Ada ahli maksiat yang rendah hati bagaikan sufi. Ada yang terlalu banyak tertawa hingga hatinya berkarat dan ada yang banyak menangis karna kufur nikmat. Ada yang murah senyum tapi hatinya mengumpat dan ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut. Ada yang berlisan bijak tapi tak memberi teladan dan ada pelacur yang tampil jadi figur. Ada orang punya ilmu tapi tak faham, ada yang faham tapi tak menjalankan. Ada yang pintar tapi membodohi, ada yang bodoh dan tak tau diri. Ada orang beragama tapi tak berakhlak, ada yang berakhlak tapi tak bertuhan. Lalu di antara semua itu dimana aku berada ? (Imam Ali bin Abi Thalib R.A)
Bangsa Indonesia kini sedang mengalami krisis multi dimensi. Mulai dari krisis etika, krisis moral, krisis penegakan hukum, krisis sosial, krisis politik, krisis ekonomi, krisis keadilan, krisis kewibawaan lembaga Negara, krisis kepemimpinan, daerah ingin menguasai sumber daya alam strategis, sentimen kedaerahan, daerah minta merdeka hingga disintegrasi bangsa tampak jelas terlihat di hadapan anak-anak bangsa sebagai generasi penerus di masa depan.
banyak orang berbahasa yang baik dengan maksud yang buruk! yakni, Janji-janji muluk dari para pemimpin yang masih menggunakan cara berpikir ala “zionisme” (kekuasaan). Di dalam merumuskan serta menetapkan peraturan-peraturan formal yang digunakan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peraturan-peraturan formal tersebut justru semakin merusak tatanan etika yang menjadi kearifan lokal di lingkungan. Hingga semakin mengikis habis moral anak bangsa, yang kelak menjadi putra dan putri terbaik bangsa.
keluarga sebagai pusat sterilisasi setiap prilaku A Moral dan A etika yang berkembang di lingkungan, kian hari semakin melemah. akibat semakin tingginya tingkat kemiskinan (miskin ilmu), kebodohan yang semakin merajalela, keterbelakangan budaya (dampak imperialisme budaya), ketertindasan kreatifitas (rutinitas kerja yang monoton) dan penjajahan (eksploitasi sumber daya manusia) melalui pemaksaan-pemaksaan kontrak kerja yang hanya menguntungkan sebelah pihak.
hanya orang yang berani dan benar-benar mengerti bangsa indonesia yang mampu menyelesaikan segala permasalahan-permasalahan yang telah tersebar, mengakar, masif dan tandem. Kepemimpinan yang berkarakter jati diri bangsa indonesia sebagai identitas. yakni, komitmen untuk mengangkat harkat dan martabat hidup rakyat Indonesia. Sehingga, kepemimpinan yang berkarakter jati diri bangsa indonesia merupakan kebutuhan bangsa Indonesia yang harus disegerakan realisasinya.
singkat kata, bangsa indonesia “Krisis Keteladanan”

Minggu, 01 Juli 2012

tidak ada kepastian, yang ada hanya kemungkinan

Banyak hal - hal dalam kehidupan ini yang indah dan mungkin tidak begitu indah, tapi semua itu tergantung bagaimana kita menyikapinya.
Bukan untuk sekedar ditiru tp juga untuk dipelajari, dengan begitu kita akan memiliki pegangan untuk hari esok dan selanjutnya yang kita pun tidak akan pernah tau segala kemungkinan yang akan terjadi di hari itu.